Saat Penggemar Zippo Dirikan Monumen bagi Warga Korban Erupsi Semeru

Hasil lelang amal berupa Zippo dan donasi langsung dari para penggemar Zippo tanah air dalam program Zigath Peduli Semeru beberapa waktu lalu, saat ini telah diwujudkan menjadi sebuah rumah dengan dua kamar.

Hunian tetap hasil lelang amal dan donasi langsung anggota Zigath, kini telah dihuni warga korban erupsi Gunung Semeru. (Dok. Divisi Humas Zigath) 

Wowsiap.com -Hasil lelang amal berupa Zippo dan donasi langsung dari para penggemar Zippo tanah air dalam program Zigath Peduli Semeru beberapa waktu lalu, saat ini telah diwujudkan menjadi sebuah rumah dengan dua kamar. Hunian tetap (huntap) tersebut saat ini juga sudah dihuni oleh pemiliknya.

Adapun Zigath adalah komunitas penggemar pemantik api bermerek Zippo. Komunitas tersebut saat ini tersebar di 36 region di seluruh Indonesia, dengan jumlah anggota 9.530 orang 

“Alhamdulillah, dari donasi tersebut kini telah berdiri sebuah bangunan kokoh berukuran 6 x 10 meter di Blok B4 Nomor 16 yang dihuni oleh Bapak Slamet Effendi,” kata Relawan Zigath Peduli Semeru Zaldin Abdi Maulana saat mengunjungi huntap di Dusun Banjarrejo Desa Sumbermujur, Kecamatan Candipuro Kabupaten Lumajang, baru-baru ini.

Dalam kunjungan tersebut, hadir pula Alan Howie (Zigath Blambangan); Danny Bulls, Piecong Attack, Wahyudi (Zigath Oosthoek van Java/OVJ); Hendra Sadewoth, Abee Wijaya (Zigath Pasuruan/Zigpas); M Isrofi, M Affandie, Wybie (Zigath Sidoarjo, Jombang, Mojokerto/Zijoker).

Zaldin yang juga Ketua Zigath Blambangan itu menambahkan, bangunan tersebut menjadi semacam ‘monumen’. Karenanya, di bangunan tersebut juga dipasang akrilik bertuliskan Zigath Peduli Semeru.

Baca juga berita terkini Semeru di wowsiap.com

Sementara Ketua Zijoker M Isrofi mengungkapkan, meski warga korban erupsi Semeru telah memiliki rumah, namun sebagian warga kehilangan mata pencaharian. Hal itu jelas membuat perekonomian mereka terganggu.

“Hal itu membuat region yang hadir dalam kunjungan itu berencana untuk membuat kegiatan lanjutan. Misalnya mengadakan pelatihan membuat pouch Zippo, pelatihan menyulam atau memasak untuk membantu warga,” ujarnya.

Adapun Ketua ZigPas Hendra Sadewot mengungkapkan, warga korban erupsi masih gamang menghadapi ketidakpastian. Sebab, mereka masih belum mengetahui akan melakukan apa.

“Yang masih memiliki sisa-sisa lahan pertanian/perkebunan, masih mengolahnya. Ada yang bekerja serabutan dan ada yang benar-benar menganggur,” tuturnya.

Baca juga berita terkini komunitas lainnya di wowsiap.com

Hal lainnya yang membuat warga kesulitan adalah jauhnya lokasi huntap ke sekolah anak-anak mereka. Sebab, huntap berada sekitar 10 km dari tempat tinggal awal mereka, tidak ada sekolah.

Sedangkan Ketua OVJ Danny Bulls menuturkan, huntap yang dihuni warga memiliki kualitas yang bagus. Dari 3000 huntap yang direncanakan, sebanyak 500 huntap sudah siap untuk dihuni.

“Sudah 120-an KK yang menghuni huntap. Yang lainnya masih berada di hunian sementara (huntara), sambil menunggu SK penempatan. Masalahnya, meski huntap sudah ada, namun mata pencaharian warga tidak ikut disiapkan,” jelasnya.

Rombongan relawan Zigath tersebut sempat menginap semalam di base camp di Candipuro. Kemudian, mereka semua kembali ke rumah masing-masing, sambil memikirkan pelatihan apa saja yang akan diberikan untuk membantu warga.

Terpisah, Blues yang juga anggota Divisi Humas Zigath menjelaskan bahwa meski bukan lembaga sosial, namun Zigath aktif melakukan kegiatan sosial. Antara lain saat terjadi gempa Lombok dan likuifaksi Palu. Termasuk saat banjir melanda sejumlah wilayah di Indonesia.

“Juga saat pandemi, sejumlah region turut berpartisipasi berbagi masker dan sembako. Dana kegiatan diambil dari lelang amal Zippo, donasi langsung dan penjualan official merchandise. Penyaluran bantuan dilakukan oleh region yang terdekat dengan lokasi bencana,” ungkapnya.

EDITOR : SA Susilo